Jumat, 01 Januari 2010

kegundahan part.6

seisi ruangan pun kontan melihat kearah dimana munculnya suara itu.

dewa afro. sang dewa kebenaran

'apa alasanmu dewa? dia adalah pencuri bola ajaibku' tanya baginda


'bukan dia pelakunya' ujar dewa afro tenang 'aku akan menunjukannya padamu'


sedetil kemudian angin pun menerobos kencang kedalam ruangan, mengoyak semua jendela dan pintu dan menjadikannya reruntuhan. angin itu pun mengangkat sang afro dan membuatnya serata melayang diudara didetik berikutnya datanglah cahaya putih yang menyilaukan mata, membentuk gambaran-gambaran yang kukenal. ya.. aku sangat mengenalnya, itu adalah saat dimana aku memetik buah-buah cherry di taman istana, lalu datanglah 2 ekor burung, mengajakku menari. aku pun meletakan keranjang cherryku direrumputan dan dengan senang menghampiri burung-burung itu dan ikut menari bersama mereka. dan tak lama kemudian, hei lihat itu! ada yang datang mendekat. itu milka, si peri susu. dan, apa yang dia bawa itu? ohh tidak! itu bola ajaibnya, dan ia pun meletakan bola itu dikeranjang cherry ku! sedetik kemudian, ia pun manghilang


gambar-gambar itu pun menghilang, sang afro pun telah kembali berpijak.

'aku mengerti sekarang' ujar sang baginda

'oh flori.. sudikah kau memaafkan diriku yang telah mencacimu, dan menghakimimu dengan kata-kata kasar?' ujar baginda dengan perasaan bersalah

'aku tak apa, aku tak marah padamu baginda'ujarku 'terimakasih dewa' ujarku dengan tubuh membungkuk seraya memberi hormat


sang afro pun tersenyum, dan sedetik kemudian menghilang

'baginda, maaf. tapi sepertinya aku tak bisa tetap tinggal disini' ujarku

'mengapa? aku akan melakukan apapun untukmu agar kau memaafkanku'ujarnya msih dengan perasaan bersalah


'oh tidak, buka itu, tapi aku ingin menghiru udara bebas dan bermain-main bersama hewan-hewan diluar sana, menikmati indahnya mentari pagi ditempat yang lapang' ujarku menjelaskan

'oh baiklah jika itu maumu, aku akan membiarkanmu pergi. namun pintu kerajaan akan selalu terbuka untukmu jika kau ingin kembali' ujar sang baginda

'terimakasih baginda' aku pun menunduk untuk menunjukan rasa hormat dan terbang menuju dunia luas. namun sebelum aku benar-benar pergi, aku berpamitan kepada seorang peri yang selalu menemaniku sedaru kecil. Cornelius Hendrick.

aku pun menghampirinya, mengucapkan selamat tinggal, memberi salam a'la kami saat bertemu maupun berpisah. aku tak ingin berlama-lama melihatnya, karna aku yakin, aku tak akan kuat menahan air matakku untuk mengucapkan selamat tinggal padanya, karna dari dulu kami selalu bermain bersama.


'sedikit lagi sampai' ujar hendrick menyadarkanku dari ingatan masa laluku. dia melihatku, lalu tersenyum. aku pun melihatnya, memperhatikan setiap detil wajahnya. tak ada yang berubah, dia masih seperti dulu, masih Cornelius Hendrick, teman semasa kecilku


-bersambung

kegundahan part.5

'benarkah itu?' tanyaku ragu

hendrick pun menjawab dengan mengedipkan sebelah matanya

aku pun tersenyum 'lalu apa yang harus kita lakukan?'

'kau tau apa yang harus kita lakukan'

sekali lagi aku tersenyum, lalu kami pun terbang menuju kerajaan. namun fikiranku kembali melayang kesebuah moment dimana sebuah keberuntungan memihak kepadaku
saat dimana aku diusir dari kerajaan
secara hina






'pergi kau makhluk hina, kau tak panta s berada disini' ujar raja Sep Carey 'disini adalah tempat untuk para peri2 jujur dan baik hati, bukan peri hina yang suka mencuri seperti kau!' ujar baginda murka

sep carey adalah raja di kerajaan kami, kerajaan peri. namun ia bukanlah seorang peri, ia adalah seorang penyihir. perbedaan itu sebenarnya tidak mengganggu kami, karna ia dipilih oleh chaeron, sang dewa pemilih.


'aku bersumpah, aku tak mencuri bola ajaibmu baginda!' Ujarku membela diri 'aku bersumpah demi dewa amrogo'


'Diam kau! Kau tak pantas menyebut nama dewa amrogo' ujar baginda murka


'Usir saja dia!! Usiiirr' ujar seisi ruangan


'dia tidak bersalah' ujar seseorang

kegundahan part.3

aku duduk mematung disamping mayat prajurit itu. kutetesi dia dengan air mataku yg tiada henti mengalir. hatiku berbicara 'ohh, apalagi ini? apalagi yg akan terjadi?'

tiba2 aku mendengar suara langkah kaki yg mendekat, 500, 1000, oh tidak ada 5000 pasang kaki yang terdengar semakin mendekat. aku pun berdiri untuk melihat keadaan. dan, itu kerajaan musuh! mreka menyerang! oh.. Tuhan, apalagi yang akan terjadi?! aku pun mengepakan sayapku, dan mulai melihat sekeliling. nihil. tak ada apapun, oh apa yg harus aku lakukan?


"FLORI!" panggil seseorang, "KEMARI! CEPAT CEPAT"

aku mencari2 dmana asal suara itu, dan itu dia!!

aku melihatnya, Cornelius Hendrick, dr bangsa peri. sama seperti aku.

dengan sekuat tenaga aku pun terbang kearahnya.

'apa yg terjadi? apa yg tlah kau lakukan!!' ujarnya begitu aku tiba

'aku tak tau, aku tak mengerti! tp aku melihat seorang prajurit kerajaan musuh mati. sebelum ia mati, ia berkata bahwa dia dibunuh oleh prajurit kerajaan kita' ujarku dengan nada sedih

'tidak mungkin' ujar hendrick

'mengapa tidak?' tanyaku bingung

'karena.......'

kegundahan part.4

AAAAAA!!!' teriak seseorang. aku pun terbangun dr pingsanku, perlahan ku berdiri. 'drmn dtgnya suara itu?' ujarku, 'TOLOONG!!' teriak suara itu lg. dengan langkah yg menyeret aku pun mulai mencari dimana asal suara itu.. tak lama kemudian, aku melihat setitik kecil bayangan diantara pepohonan. aku pun mulai mendekat. perlahan2, selangkah demi selangkah, bayangan kecil itu pun terlihat semakin dekat. dan.. oh tidak!! itu suara manusia, ya seorang manusia yg terkapar tak berdaya. aku pun mulai mendekat lagi, lagi dan lagi, memperhatikannya sera detail, dan duduk disampingnya. oh.. cairan apa itu? merah, dan kental. darah! ya darah! 'ada apa ini? apa yg terjadi?' tanyaku panik. 'oh peri, aku tertusuk oleh salah satu prajurit dr kerajaanmu' stelah mengucapkan itu, ia pun menghembuskan nafas terakhirnya
aku pun terdiam, dan membisu..


sebegitu besarkah pertikaian ini? sehingga pertumpahan darah pun terjadi. satu nyawa telah hilang. apakah harus ada lg pertumpahan darah?

..bersambung..

lrgundahan part.2

tunggu. ujar suara lain..

aku pun mulai mencari dimana asal suara itu.

TUNGGU KAU PENGHIANAT!! ujar suara itu lagi

oh tidak, apalagi ini? Tuhan, apalagi kesalahan yg tlah ku lakukan, sehingga suara itu terus meneriakiku?

'apakah kau tak sadar? kau telah menghianati kami, para tetua kerajaan dengan mendatangi kerajaan musuh!! apakah kau menyadarinya wahai PENGHIANAT?!'

oh tidak. ternyata itu! 'tidak! hamba bukanlah penghianat tuan, hamba hanya melaksanakan tugas dr tuan mentri, hamba hanya menjalankan misi perdamaian dengan kerajaan itu, rakyat telah lelah terus menerus bertarung! lagi pula telah bnyak darah yg tumpah sia2'

suara itu pun semakin murka, mencaci makiku dengan kata2 kasar.

aku menutup telingaku, berusaha untuk menghindar dr suara itu. tp aku pun tak kuasa lagi, suara itu memekikan telingaku, dan sakitnya mulai mengoyak tubuhku. aku pun jatuh pingsan tak berdaya

-bersambung

kegundahan part.1

angin menyelinap masuk disela2 rambutku, memainkannya, lalu memilinnya perlahan..

tentram. ujar suara kecil. yaa.. ketentraman yang kudapat setelah semua kejadian aneh yang menimpa hidupku.

'hahaha kau telah berhasil sayang' kata suara kecil itu lagi. tp tunggu? berhasil apa? aku bingung dan akhirnya termenung lagi. aku menunggu menunggu dan menunggu lagi, namun suara kecil itu tak lagi bersua. hanya keheningan.
bosan.. entah mengapa aku menjadi bosan akan tempat ini, suasana ini, waktu ini, jam ini, menit ini, dan detik ini. bosan akan kehidupan yang kujalani. lalu aku pun terbangun dan mulai beranjak dr tanah merah tempatku termenung tadi, menghirup udara, dan mulai mengepakan sayapku bersiap terbang.

'tunggu' ujar suara yg lain

.. bersambung ..