Senin, 31 Januari 2011

My Love is Adventure

“Kenalkan, namaku Nani. “
“Bukan, kau Naomi!” ujar seseorang dikepalaku.
Oh iya, aku Naomi, maaf akhir-akhir ini fikiranku agak kacau, hingga terkadang aku pun melupakan namaku. Bisa kau bayangkan bagaimana kacaunya aku? Atau mungkin pernah merasakan yang seperti aku? Oh, aku harap tidak. Karena pastinya sangat menyakitkan. Jika kamu merasa seperti aku, maka secepatnya kau harus pergi ke psikolog terdekat, dan jangan sampai kamu meminum racun tikus yang ada dipojokan itu.

Aku akan bercerita. Mungkin hal yang tidak penting bagi kalian. Jika kalian merasa ini tidak penting, kalian bisa segera menutup buku ini dan bersenang-senang dengan apa yang kalian lakukan tadi sebelum menemukan tulisanku ini. Mungkin sekedar memberi tahu, aku akan bercerita tentang kisah cintaku yang mungkin agak berbeda. Dan mungkin akan aku mulai dari masa laluku. Dan berlanjut saat aku bertemu seorang malaikat yang membaca takdirku. Tentang kisah 2 orang muda-mudi yang saling mencintai namun berbeda Tuhan. Hm, terlalu biasa ya? Mungkin sedikit tambahan, kami menjalani hubungan jarak jauh. Masih biasa ya? Hm, selama 1 tahun 15 hari. Agak tergugah untuk terus membaca bukan? Dan aku mencintainya, tanpa syarat. Dan sialnya! Aku pernah berfikir untuk pindah keagamanya. Yah walaupun itu hanya sekedar khayalan tanpa ada hasrat untuk melakukan itu. Bisa kau bayangkan bagaimana berdosanya aku? Haha kau takkan pernah membayangkan hal itu terjadi dalam hidupmu bukan? Dan aku akan selalu berdoa, agar tidak akan pernah. Oke bagaimana kalau kita mulai saja? Aku kira aku sudah terlalu banyak bicara di sesi ini.

Kamu ingat Friendster? Haha iya pasti yang sekarang kalian fikirkan adalah “sarang alay” namun disitulah saat aku bertemu pujaan hatiku 2 tahun lalu. Kami tak lama berkomunikasi lewat media itu, karena tidak efektif. Akhirnya ia pun menanyakan nomer handphoneku ke teman akrabku di sebuah forum chatting. Laki-laki itu bernama Edward. Seorang Katholik. Dan aku seorang Muslim. Setelah dia menanyakan nomerku, kami pun asik ber-sms ria. Namun hanya sekedar teman, karena saat itu aku masih punya seorang pacar. Namun ini agak aneh, aku justru lebih sering berhubungan dengan Edward dibanding pacarku itu. Mungkin karena Edward lebih perhatian, dan pacarku pun berada dalam kondisi ‘selingkuh dengan mantannya’ hh bisa kau bayangkan itu? Karena aku tahu bahwa aku di-duakan, aku pun memutuskan hubungan dengan pacarku. Dan memutuskan untuk lebih mengakrabkan diri dengan Edward. Ya Edward membuatku sangat nyaman. Walaupun aku tahu dia berada di Jogjakarta. Dan kau tahu? Aku sama sekali tak perduli sejauh apapun dia. Karena yang aku tahu, aku mulai mencintainya.

Seminggu sudah kami asik ber-sms ria, dan dia menawarkanku untuk menjadi pacar bohongannya. Aku mengerti, mungkin tidak mudah baginya untuk menjalin hubungan yang serius denganku karena jarak yang terlampau jauh diantara kami. Aku pun menyetujuinya. 1 bulan aku menjadi pacar bohongannya. 1 bulan itu pula aku tahu bagaimana kejelekannya, dan kau tahu ternyata banyak sekali sifat dia yang tidak aku sukai? Dan tahukah kamu bodohnya aku adalah semakin dia menunjukan sifatnya aku semakin mencintainya! *poor me* haha bodoh bukan? Dia adalah seseorang yang Over Protective, temperamental, moody, mau menang sendiri, membenci ayahnya sendiri, tidak suka dikekang, dan masih banyak lagi. Aku pun yakin kalian pasti tidak akan percaya bahwa aku bisa tahan menjalani hubungan selama 1 tahun 15 hari bersamanya. Namun ingat, ini adalah kisah nyata bagiku. Okay, kembali ke topic awal. Saat aku pertama menjadi pacar bohongannya, aku merasa seolah seluruh dunia perduli padaku, dan semuanya serba sempurna. Dia yang baik dan penyayang, perhatian, dan benar-benar mencintaiku sebagaimananya aku. Dan itu yang aku butuhkan. dan sebulan setelahnya tepatnya tanggal 3 oktober jam 21.51 dan tepatnya saat aku ingin menonton sebuah film di sebuah mall dibilangan senayan, dia menyatakan bahwa ingin menjadikanku seseorang yang berarti baginya. Tanpa banyak fikir pun aku menyetujuinya. Karena aku pun sangat menyayanginya, and did you know

“love is when you love someone else more than you do to your self”

Satu bulanku tidak berjalan baik, dan tidak juga berjalan buruk. Ya setiap hari kami selalu bertengkar hanya karena hal sepele. Dan aku dibuat terkaget-kaget oleh pengakuannya yang dia menyatakan bahwa dia mempunyai penyakit jantung yang sudah lumayan parah. Kau tahu bagaimana mirisnya hatiku saat aku tahu bahwa orang yang aku sayangi mempunyai penyakin seperti itu? Pedih. Sampailah kepada hari ulang tahunnya tanggal 24 november 2008. Ya saat itu aku berusaha membuatnya tersenyum dan tidak membuat dia kesal dengan kecerobohan-kecerobohanku yang sering kali membuat dia marah. Dan aku berhasiiil *yipppiie…* hari itu aku telah sukses membuat dia bahagia. Beberapa hari kemudian, adalah hari ulang tahunku. Ya 29 november 2008. Aku fikir hari itu akan menjadi hari yang paling bahagia dan berkesan. Namun ternyata tidak. Edward emosi, dia pun memutuskan hubungan kami. Aku kira ini hanya akal-akalannya saja. Namun ternyata tidak. Ini sungguhan, dan hubungan kami sungguh berakhir. 2 minggu aku putus darinya, itu membuatku tersiksa hingga pernah mencoba bunuh diri. Menangis tiap malam, tidak nafsu makan, tidak pernah tersenyum, tidak pernah riang, selalu saja murung. Aku berfikir “mengapa saat aku menemukan seseorang yang benar-benar aku cintai, Tuhan malah membuatnya menjauh dariku?” tak adil bukan?

Selama 2 minggu itu aku terus-terusan mengirimi dia sms dan mengajak dia untuk kembali. Namun dia selalu menolak dan menolak. Bahkan aku sampai mengemis hanya untuk meminta dia kembali, namun dia tak pernah berkata “iya”. Hingga suatu malam dia mengirimiku sms :
“Omi, aku masih sayang kamu. Aku nyesel sama apa yang udah aku lakuin ke kamu. Aku mau kita kayak dulu, becanda-becanda, ketawa bareng2. Aku kangen kamu. Maafin aku”

Aku pun membaca pesan itu, dan dengan seketika air mataku pun menetes. Tanpa fikir panjang lagi aku pun menerima dia dan merajut semuanya dari awal. Entah mengapa aku masih mengingat semuanya. Padahal kejadian itu telah lama kulewati. Mungkin karena terlalu menyakitkan, dan akhirnya akupun mengingatnya tanpa sadar.

Setelah kembali padanya, dia semakin over protective. Dia selalu memakiku saat aku melakukan kesalahan, mengancam akan memutuskan hubungan kami setiap aku pulang telat, dia sempat ingin membunuhku saat dia tahu bahwa aku mempunya sahabat baik bernama Adit, dia sempat memakiku dengan kata-kata kasar dan meyebutku sebagai perempuan murahan. Aku hanya bisa terdiam, menangis, dan mematung membaca sms itu. Aku selalu tidak kuat membalas smsnya. Aku hanya bisa diam. Karena aku tahu, saat aku membalas sms itu, dia akan tambah marah dan tambah memakiku. Aku selalu diam, diam, dan diam. Mungkin dia selalu khawatir, dan akhirnya menelfonku dan meminta maaf. Aku pun selalu memaafkannya. Kamu tahu? Itu berlangsung selama satu tahun. Aku akui, dia memang penyayang. Dia berbeda dari tipe laki-laki manapun yang pernah aku temui.

Selama aku menjalani hubungan bersamanya, aku mempunya satu teman baik. Aku biasa memanggilnya Tottem. Dia baik. Sangat baik, atau bahkan kelewat baik. Dia selalu ada saat aku mebutuhkan seseorang untuk menguatkanku. Dia juga seorang Katholik, laki-laki berambut keriting, dan kurus cungkring. Laki-laki yang menjadi sobatku. Dia seperti kakaku. Mungkin karena dari dulu aku selalu mendambakan sosok seorang kakak, sehingga aku menjadi ketergantungan padanya. Aku mengenalnya jauh sebelum aku mengenal Edward, tanpa mengetahi bahwa mereka pernah bersekolah di SMP yang sama. Walaupun berbeda angkatan karena Tottem berada 1 tahun diatasku.

Mengenalnya membuatku nyaman hingga aku bisa saja tanpa sadar menceritakan semuanya. Entah itu masalahku atau hanya cerita-cerita ringan belaka. Namun seberapa ringan obrolan kami itu, aku merasa bisa tertawa renyah didekatnya.

Satu tahun sudah aku bersama Edward, dengan suka duka yang telah aku miliki, hingga sekarang aku berniat memberikannya sebuah kado. Aku Ingat, sebuah Rosario hitam pekat dengan patung kecil Yesus Kristus yang menjadi bandulnya. Cantik. Itu kesan pertamaku saat aku melihat Rosario itu dikabin sebuah toko. Tanpa memilih-milih lagi aku pun membelinya. Dan ternyata pilihanku itu yang terbaik hehe. Setelah membeli Rosario itu aku membeli kertas daur ulang dan kotak kado. Aku sama sekali tak memikirkan berapa uang yang aku keluarkan untuk membeli semua kado dan pernak-perniknya hingga aku dimarahi oleh orang tuaku karena terlalu boros. Namun aku tak pernah menghiraukannya. Begitu seriusnya aku membuat kado Anniversary itu hingga aku tak memperdulikan orang-orang disekitarku yang merasa bahwa aku berubah, bahwa aku jadi menelantarkan mereka, bahwa aku jadi lebih mementingkan laki-laki yang selalu menyakitiku dan membuatku menangis dibandingakn dengan mereka yang selalu membuatku tersenyum.

Aku pun mengirimkan kadoku via Tiki, dan beberapa hari kemudian Edward menyampaikan rasa terimakasihnya padaku yang telah bercapai ria membuat dan membelikan Rosario kepadanya. Aku hanya tersenyum senang karena dia menyukai kado yang kubuat. Sebuah Rosario dan sebuah Scrapbook bergambarkan tokoh komik Miiko yang aku gambar.
Namun 10 hari kemudian sifatnya berubah drastis. Dia menjadi jarang megirimiku sms, menanyakan kabar, dan mengatakan dia sayang aku. Dia menjadi dingin. Dan tanpa perasaan. Aku hanya diam, diam keluhan sampai akhirnya semua memuncak 5 hari kemudian. Aku tak tahan lagi, aku menangis dan aku mengiriminya sms untuk memperjelas status hubungan kami. Dan dia mengejutkanku dengan sms:
“Nao, maafin aku. Aku emang lagi deket sama adik kelasku. Dia baik. Dia mirip kamu, dari sikap, sampe manjanya juga mirip kamu. Dia sms aku seminggu yang lalu, dan aku ngerasa kamu ada dideket aku saat aku smsan sama dia. Aku ngerasa dia itu kamu. Maaf. Aku sayang dia. Aku sayang dia kayak aku sayang sama kamu. Tapi aku janji gaakan jadian sama dia karena aku gamau pacaran dulu. Maafin aku”

Membaca sms itu hatiku hancur. Aku tak tahu harus bagaimana saat hatinya telah berpindah kepada perempuan lain. Dan bodohnya aku semakin mencintainya. Aku semakin sadar, bahwa aku sangat menyayanginya.
“Love isn’t ‘bout how to make him/her to be yours, but makes your mate being happy”


2 minggu sudah setelah ia memutuskan hubungan kami untuk kesekian kalinya. Dan dua minggu itu juga aku selalu mengemis kepadanya agar dia kembali. Namun aku mendapat kabar bahwa ia telah bersatu dengan perempuan jalang itu! Perempuan yang merebutnya dariku! Aku pun mengiriminya sms
“aku fikir kamu bisa megang kata2mu untuk gajadian sama perempuan itu. Aku kira kamu masih bisa setia sama aku terus kita bisa balik kayak dulu lagi. Ternyata aku salah. Makasih buat semuanya”
Sending and……sent!
Handphoneku pun bergetar tanda sms masuk. Ternyata dari Edward.
“kamu fikir kamu siapa? Kamu fikir kamu bisa bahagiain aku? Kamu fikir kamu bisa ada saat aku butuh kamu? Kamu tuh jauh! Kamu tuh gaberguna buat aku. Kamu bisa apasih??? Cuma bisa tlpn sama sms doang kan?”
Ya Tuhan, hatiku yang sudah hancur berkeping-keping seperti berubah menjadi debu. Lebih hancur. Aku hanya bisa menangis.
Berbulan-bulan sudah aku terpuruk dan tak memperdulikan kehidupan sekitarku. Yang aku lakukan hanya mendapat prestasi dan menghibur diri dengan membuat keonaran disekolah. Aku merasa senang saat orang yang kubenci mendapat kesulitan, bahkan terpuruk. Aku menjadi orang yang sombong dan selalu mendongak tinggi saat orang-orang tua itu menasehatiku. Aku pun tak lagi memikirkan kehidupan cintaku. Aku merasa laki-laki itu hanya untuk mainanku, dan terbukti dengan aku mendekti beberapa laki-laki dan meninggalkannya saat mereka telah menyatakan bahwa mereka menyukaiku. Jahat ya? Memang. Jahat sekali. Namun setelah apa yang aku alami, apa masih bisa aku dianggap jahat? Aku melakukan itu hanya untuk menghiburku dan mencari pengganti Edward.

Sebenarnya beberapa sata setelah aku putus dengan Edward aku sedikit dekat dengan sahabatku yang bernama Tottem. Dia yang menghiburku setiap harinya, membuatku tertawa walaupun itu hanya kedok untuk menutupi luka besar yang masih menganga. Hubungan kami yang sudah dekat terasa semakin dekat. Setiap kali chatting dengannya aku merasakan ada api kecil, ada sesuatu yang masih menahanku sebelum aku benar2 terjatuh. Mungkin aku tak begitu merasakannya, namun itu lebihbdekat dr urat nadiku, meski tenaga itu kecil, dan terkadang aku tak bisa merasakannya.

Hubunganku dengan Tottem semakin merenggang karena dia harus mengerjakan UAN beberapa bulan lagi. Dan itu membuatku kehilangan waktu untuk berkomunikasi dengannya. Dan pastinya membuatku kembali kesepian, ya api kecil dan tenaga itu benar-benar hilang. Sekian lama Tottem pergi membuatku lebih menggalaui kehidupan suramku. Aku benar-benar kembali rapuh dan tak bisa mencari pengganti Edward sampai.........

7 Juni 2010
FGD di suatu SMA swasta di Jakarta membuatku berkenalan dengan banyak teman-teman baru. Termasuk Gerard. Dan di seorang Katholik (lagi). Jujur saja aku tak begitu memperhatikannya saat diskusi karena aku mencoba focus mengikuti topic pembicaraan (maklum saja aku datang terlambat karena aku harus bersekolah) namun tak tahu mengapa dia bisa merequest facebookku dan akhirnya kami berkenalan. Awalnya aku biasa saja, menanggapinya dengan santai. Namun ada sedikit perasaan aneh yang merasukiku saat setiap pagi dia mengirimkanku sms, memperhatikan setiap langkah kecilku dan memberiku tepukan kecil.

Hubungan kami sepertinya mulai dekat saat iya mulai membalas smsku dengan panggilan aku-kamu dan sayang. Dan kalian tahu? Dia membuatku tersenyum dan tertawa setiap harinya lewat lawakan-lawakannya yang aneh ahaha dan aku sangat menikmatinya. Sangat nyaman.

18 Juni 2010

Argh sialnya dia laki-laki pertama yang melihatku susah makan dan harus dipaksa oleh teman-temanku. Memang keadaannya aku sedang sakit dan harus kekantor TI dibilangan senayan, dan pulangnya kami pun mampir ke Blok S. Disitulah pertempuran terjadi, saat aku merasakan perutku mual, dan teman-temanku menyuruhku makan. Haha lucu rasanya mengingat semua itu. Aku bagaikan anak kecil yang dikejar orang tuanya hanya untuk menyuapinya makan.

Sepulangnya dari Blok S kami sempat bercerita sedikit tentang kehidupan kami di metromini. Dan aku mulai memahami dia. Dan aku fikir dia adalah anak yang unik. Aku pun lebih menyukainya.

19 Juni 2010

Mungkin spesifiknya jam 14.00 saat film 101 Dalmatians ditayangkan di salah satu stasiun TV, ceritanya yang Instant dan unik membuatku menceritakan alur cerita tersebut kepadanya. Dan setengah jam berikutnya kami pun sepakat menyatakan bahwa kami sejalan. Dengan semua perbedaan yang kami miliki.

Semuanya berjalan indah pada bulan pertama, aku merasa bahagia layaknya pasangan baru lainnya. Aku merasakan bagaimana kesempurnaan dia yang merangkulku. Tentang keberadaan dia yang hadir saat aku terjatuh. Saat uluran tangan dia menggapai tanganku disaat aku terpuruk didalam kesakit hatianku. Aku bahagia, aku selalu tersenyum saat mengingat dia dan membaca namanya.

Namun tahukah kamu semuanya telah berubah? Dia menjadi jarang mengirimi aku sms dan menanyakan kabar semenjak masuk sekolah. Beberapa hari yang lalu dia baru memberi tahuku bahwa ia sibuk LDKS dan mengurusi MOS. Dan aku dapat memakluminya. setelah MOS dan LDKSnya selesai, dia memang kembali seperti dulu, namun ada yang aneh. Dia tidak perhatian, dia hanya sering mengsmsku saja. Saat kami pergi bersamapun dia tak lagi mencium keningku sata kami ingin berpisah, saat kami jalan bersama pun dia tak lagi menggenggam tanganku seperti dulu. Hh aku sedih.

Indah memang..
Namun hanya sementara
Mungkin ia telah bosan
Mungkin juga lelah

Aku hanya bisa diam
Menangis dalam keheningan
Aku hanya bisa diam
Membisu dalam kata

Aku tak berani bersua
Ataupun menorah dalam tulisan

Bimbang
Ya.. aku mencintainya
Sangat.

Namun mungkin dia tak merasa
Tak perduli
Atau mungkin tak mengerti

Dia berubah
Dari sikap dan tingkah lakunya
Tak pernah berkata “aku sayang kamu”
Dan tak pernah mencium keningku lagi

Aku tak mengharapkan lebih
Namun dia yang kemarin adalah dia yang meluluhkan hatiku

Aku ingin dia yang dulu
Dia yang tertawa renyah saat bersamaku
Dia yang menggenggam erat tanganku
Dia yang mencium keningku
Dan berkata “aku sayang kamu”

Dan entah kenapa aku menjadi pribadi yang pencemburu akhir-akhir ini. Cemburu saat melihat tweet dan wall Facebooknya dari perempuan lain. Ya tepat seperti dugaanku. Beberapa hari setelah hari raya idul fitri aku lupa tanggal spesifiknya karena aku memang sebenarnya memang berniat untuk melupakan apa yang sebenarnya telah terjadi.

KFC Cikini
“hei, aku boleh ganti status FB ku jadi single gak?”
Tak mengerti mengapa namun hal itu dapat membuatku meneteskan air mata dengan sekejap. Seperti yang aku katakan di part sebelumnya. Aku mencintai Gerard. Sebagai orang yang mengulurkan tangannya untukku, membuatku tersenyum saat semua yang terburuk menimpaku secara bertubi-tubi.

Taman Menteng
Ditemani Phalen dan Kevin sepertinya tidak begitu membantu. Hanya kesendirian dan kesepian. Bahkan gelap. Mungkin aku haris menganalogikannya dengan sesuatu. Mungkin saat kau mempunya sesuatu yang berharga yah sesuatu yang berharga bagi dirimu, bisa itu emas, berlian, perak, atau bahkan boneka kesayanganmu diambil oleh seseorang lalu ada seseorang yang ,memberikanmu sesuatu yang lebih berharga dari apa yang telah kau miliki sebelumnya apakah dengan rela kau akan melepaskannya begitu saja, padahal kau telah menangis, marah, bahkan mengamuk untuk mendapatkan penggantinya? Aku rasa takkan semudah itu.

2 bulan kemudian

Gerard kembali dengan segala penolakan yang kuberikan yang telah aku lakukan. Namun pada suatu saat aku mencapai titik dimana aku menyadari bahwa aku mencintainya. Lebih dewasa dari apa yang aku lakukan terhadap Edward. Aku ingin mengerti dia, usianya memang hanya terpaut 1 bulan lebih tua daripadaku, namun dia membuatku harus terus menerus bersabar menerima sikapnya. Dia seorang yang egois, dia selalu menginginkanku mengikuti jalan hidupnya. Aku sedih, aku tak sanggup mengikuti jalannya. Aku mempunyai jalur kehidupanku sendiri yang harus aku jalani. Mungkin ia tidak mengerti bahwa aku mencintainya, bahkan terlalu mencintainya dengan segala kekurangan yang ia miliki. Akhirnya kami pun bersatu kembali dengan keadaan dia yang juga telah memiliki kekasih.

Awalnya aku sama sekali tak mengetahui bahwa ia telah memiliki kekasih, aku menerimanya karena aku berfikir dia telah berubah menjadi Gerardku yang dulu, akhirnya aku mengetahui semuanya, namun aku tak mengerti mengapa, aku masih terus saja mencintainya, terlepas dari segala kebohongan yang telah ia lakukan kepadaku.

Hubungan kami hanya berjalan satu minggu, ia kembali menjadi seperti Gerard yang cuek dan acuh dan aku memutuskan untuk mundur dan dengan mudah ia menyetujui keputusanku itu. Ya benar sja beberapa minggu setelah itu aku mengetahui dia telah menjalin hubungan dengan perempuan lain. Aku hanya bisa tersenyum, mencoba melupakan rasa cintaku dan berusaha membuangnya jauh dari palung hatiku.


Akhir Desember 2010
Gerard kembali mengusik kehidupanku. Ia datang dengan sejuta kata maaf dan beribu emoticon sedih, aku luluh entah mengapa semudah itu. Aku seperti penyihir. Aku tak bisa membohongi diriku, aku mencintainya. Lebih dari apapun. Namun, lagi-lagi hubungan kami tak lebih dari 1 minggu. Dia kembali seperti dahulu, cuek. Dan aku pun kembali memutuskan untuk mundur dari kehidupannya (lagi). Aku pernah berkata padanya, aku benci saat dia meninggalkanku, mungkin hal itu benar, aku membenci itu hingga aku membenci Gerard.

Senin, 24 January 2011

Saat itu aku baru saja selesai mandi pagi, aku melihat LED blackberryku menyala. Aku segera meraih hapeku. Aku fikir itu ojek langgananku namun ternyata bukan. Ada BBM pagi itu, namun bukan BM namun sapaan selamat pagi dan pemberian semangat untuk Try Outku dari Gerard. Aku tak mengerti mengapa, tapi ada rasa benci disana. Saat aku tahu bahwa dia berani menghubungiku setelah dia membuatku terjatuh berkali-kali. Aku benci saat masa kegamanganku telah berakhir namun dia kembali datang dengan tiba-tiba. Namun tak bisa aku pungkiri, aku masih mencintainya, walau tak sebesar cintaku padanya dulu.

Beberapa hari aku hanya membalas BBMnya dengan sekadarnya saja. Namun ada suatu titik dimana aku benar-benar ingin menumpahkan semua amarahku padanya. Aku marah, aku menangis, aku tak mengerti mengapa tapi aku merasa benci dengan segala kelemahanku yang seperti itu. Namun dengan seketika kerasnya hatiku runtuh, ya aku kembali membuka hatiku untuknya. Aku mulai menggunakan aku-kamu, sayang, baby, dan sebagainya untuk panggilan, begitupula dia. Aku sadar bahwa hatiku masih dirajai olehnya, entah sampai kapan. Aku pun menantangnya untuk membuktikan rasa sayangnya untukku. Aku ingin dia merasa bangga akan aku seperti dulu saat kami mulai merajut cinta, aku ingin kami lebih terbuka dari sebelumnya, dan ia berkata untuk menyanggupi hal itu.

Sabtu, 29 January 2011

Kami bertemu setelah pertemuan terakhir kami akhir tahun 2010 lalu. Kami menonton sebuah film di bilangan blok m. Entah mengapa aku merasakan getaran itu lagi saat ia menggandeng tanganku, memeluku, dan menciumku. Entah mengapa aku pun menikmati suasana mesra kami berdua. Entah saat mengobrol, bergandengan, atau bahkan tertawa bersama. Ya, aku sadar. Aku semakin mencintainya. Dia menjadi seseorang yang berbeda. Dia lebih terbuka, terbukti dengan dia menguzunkanku membuka contact BBMnya, hal yang tak pernah kami lakukan sebelumnya. Aku pun begitu. Kami bercanda dari membajak BBM, Twitter, hingga msn. Dan jujur aku merasa nyaman dengan keadaan yang kami jalani sekarang.

Minggul 39 january 2011

Hari ini mamiku berulang tahun dan aku ingin dia berkata di jejaring sosial bahwa aku ini kekasihnya dan.......benar saja!!! Dia memamerkan aku. Aku terkejut padahal dulu ia berkata tak ingin melakukan itu karena takut oleh keluarganya, namun aku merasa dia berubah sekarang. Aku merasa dia lebih mencintaiku dari sebelumnya, dan percayalah ini bukan akhir dari ceritaku.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar